Judul : Qadar, Di Tangan Siapakah Takdir atas Diri Kita?
Penulis : Fethullah Gulen
Penerbit : Republika Penerbit
Penerbit : Republika Penerbit
Kota Terbit : Jakarta
Cetakan : I (pertama), Januari 2011
Tebal : 211 halaman
Tebal : 211 halaman
Harga : Rp 42.000
Desain Cover : Altarivan
Presensi : Kurnia Lestari dan L. Alwan Wijayadi
Gülen adalah seorang penulis yang produktif. Dia telah menulis buku tidak kurang 60 judul, rekaman video dan tape yang berisi ceramahnya. Karya-karyanya itu telah menjadi inspirasi bagi jutaan orang pengagumnya, lebih dari 100 negara di dunia. Begitu kuatnya pengaruh ide atau gagasan yang disampaikannya, para pengagum itu ikut serta mendirikan ratusan institusi pendidikan yang dipelopori oleh Gulen.
Salah satu buku yang akan kami resensi adalah buku beliau yang berjudul “Qadar”. Beliau menerangkan permasalahan seputar takdir secara lebih rinci, dalam bahasa yang indah dan mudah dicerna oleh segenap lapisan masyarakat. Sehingga setiap muslim yang dulunya tidak peduli kepada masalah takdir, kini mulai mengerti sedikit demi sedikit, dan mulai membicarakannya sesuai dengan berbagai pentunjuk yang dijelaskan oleh Syeikh Fethullah Gullen berdasar pada petunjuk Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Sejak saat itu pula banyak yang kembali percaya kepada adanya takdir.
Masalah seputar Takdir, baik secara teori maupun praktek diterangkan di hadapan orang-orang yang sangat luas. Pengarang menerangkan dengan lebih detail dan teliti tentang aturan semesta yang awalnya terdiri dari partikel atom-atom yang sangat halus, juga biji-bijian pada tanaman, hingga menjadi benda-benda yang besar, seperti berbagai kendaraan mutakhir dan segala sesuatu yang bergerak. Diterangkan pula, bahwa segala sesuatu yang diciptakan di alam semesta ini telah di atur sesuai dengan takdir dan kehendak Allah Swt.
Selanjutnya diterangkan pula, bahwa titik awal tentang permasalahan di seputar kekeliruan memahami makna takdir yang ada di hampir setiap qalbu manusia akhir zaman telah menimbulkan goncangan kepercayaan, terutama bagi orang-orang yang keimanannya masih berada pada level lemah. Akan tetapi, jika orang-orangnya telah kuat keimanan dan keikhlasannya, maka ibadah yang ia lakukan akan semakin tekun, dan sampai pada puncaknya.
Meskipun demikian, Allah Swt tidak bersifat otoriter dalam menetapkan takdirnya kepada manusia. Dia memberi manusia sebagian hak untuk menentukan pilihannya sendiri. Pada yang sangat bersamaan, Allah Swt telah mengajak calon-calon manusia “pada saat mereka berada di alam ruh” berbicara seperti yang disebutkan dalam firman-Nya berikut ini
“Dan (ingatlah),ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan (anak-anak) adam dari sulbi mereka, dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka, seraya berfirman, ‘bukanlah Aku ini Rabb kalian?’ mereka menjawab, ‘Benar, Engkau adalah Rabb kami, kami menjadi saksi atas itu.’ Kami lakukan yang demikian itu agar di Hari Berbangkit kalian tidak mengatakan, ‘Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah (tidak diberi tahu) terhadap ini (keahadan Allah)” (QS al-A’raf [7] : 172 ).
Di dalam dunia ini kita harus mempercayai dan memahami takdir. Takdir merupakan ilmu Allah SWT untuk kita pahami supaya kita bisa menjadi orang-orang yang percaya tentang keajaiban Allah SWT di dunia ini maupun di akhirat kelak.
Di dalam buku ini banyak contoh dan keajaiban Allah SWT di dalam kehidupan seperti halnya dengan banyak sejumlah pertanyaan terkadang mengemuka dalam diri seseorang, baik mempertanyakan kondisi fisik maupun keadaan hidupnya. Ada orang yang bertanya, mengapa ia hanya memiliki satu tangan, padahal ia dilahirkan dari ibu yang mempunyai dua tangan yang lengkap. Ada pula pertanyaan, mengapa ia hidup miskin, sedangkan teman-temannya kaya bergelimang harta, juga mempertanyakan mengapa wajahnya buruk, sementara banyak orang berwajah ganteng dan cantik.
Pertanyaan soal keyakinan pun muncul. Mengapa dirinya beragama Islam, sedangkan tetangganya non-Muslim. Apakah keadaan itu sudah suratan takdir? terwujudnya takdir.
Apakah ia berasal dari kehendak Allah SWT semata ataukah berasal dari kehendak kita sendiri? Atau dipengaruhi oleh kedua-duanya.
Pertanyaan soal keyakinan pun muncul. Mengapa dirinya beragama Islam, sedangkan tetangganya non-Muslim. Apakah keadaan itu sudah suratan takdir? terwujudnya takdir.
Apakah ia berasal dari kehendak Allah SWT semata ataukah berasal dari kehendak kita sendiri? Atau dipengaruhi oleh kedua-duanya.
Pemahaman yang benar akan masalah qadar (takdir) sangatlah penting, karena sangat terkait dengan persepsi dan sikap kita terhadap apa yang sudah kita miliki dan apa yang harus kita lakukan. Boleh jadi, kita akan terjerumus jika kita salah memahami makna qadar.
Makna kata takdir adalah ketetapan yang telah dibuat oleh Allah SWT menurut ilmu dan sesuai dengan kehendak-Nya. Dengan kata lain, segala sesuatu yang telah terwujud di masa lalu, di masa kini maupun di masa yang akan datang, semuanya telah ditetapkan kewujudannya oleh Allah SWT.
Setiap manusia itu mempunyai takdir masing-masing dan setiap orang telah di tetapkan amalannya masing-masing oleh Allah SWT. Seorang calon penghuni surga akan memperbanyak amalan ahli-ahli surga. Demikian pula seorang calon penghuni neraka akan memperbanyak amalan ahli neraka, maka dari pada itu Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga kaum tersebut mengubah dirinya (Qs.Al-Rad (13) : 11).
Manusia wajib berikhtiar, namun Allah SWT yang menentukan. Iman kepada Qada’ dan Qadar maupun takdir akan menjadikan kita mempunyai sifat beriman, baik , disiplin, pengendalian diri, sabar, komitmen dan kesiapan. Qadha’ dan Qadar maupun takdir merupakan rahasia Allah SWT Yang tak seorangpun dapat mengetahuinya. Oleh karena itu kita harus menerima dengan penuh keimanan dan harus berbaik sangka kepada Allah Swt.
Kelebihan dari buku ini adalah dapat mempermudah pembaca akan mengetahui dan memahami hal tentang takdir karena dalam buku ini memberikan penjelasan soal takdir dari berbagai sisi yang akan menuntun setiap pembacanya lebih percaya akan takdir Allah SWT. Dalam buku ini juga dapat membantu untuk menemukan pemahaman yang benar tentang qadar, sehingga kita bisa mengetahui di tangan siapa nasib diri kita berada.
Selain itu, dalam buku ini diungkapkan pula bahaya yang ditimbulkan ketika makna takdir disalahpahami. Dijelaskan bahwa takdir berkaitan dengan kedudukan Allah sebagai zat yang menciptakan alam ini, termasuk mengatur semua yang terjadi di alam ini. Dalam rangkaian penciptaan dan pengaturan alam dan isinya, Allah menetapkan segala sesuatu yang pernah dan akan ada atau terjadi berdasarkan ilmu dan kehendak-Nya.